Jumat, 28 Maret 2014

WIRAUSAHA: CIKAL BAKAL KARAKTER BANGSA

Oleh: Meri Amalia Utami (Palembang)
Diikutsertakan dalam Lomba Menulis Artikel
Festival Ekonomi Kreatif Indonesia (FEKSI) Tahun 2011


Sekarang ini banyak masyarakat, terutama pelajar, mempunyai tujuan akhir hanya sebagai pegawai atau karyawan. Yang dilakukan pertama kali biasanya hanya melamar pekerjaan sebagai pegawai atau bawahan orang lain. Dari sanalah perlu adanya pengubahan tentang pola pikir masyarakat serta penanaman mental kewirausahaan pada masyarakat yang hanya mempunyai tujuan akhir untuk menjadi pegawai. Lebih baik menjadi kepala ikan teri dibandingkan menjadi ekor gajah, lebih baik menjadi pemimpin usaha kecil daripada hanya menjadi karyawan sebuah perusahaan besar. Daripada  dipimpin oleh orang lain, lebih baik memimpin orang lain dengan cara membuka usaha sendiri atau lebih dikenal dengan berwirausaha.
Siapa yang tidak tahu dengan kata wirausaha. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, wirausaha adalah orang yang pandai atau berbakat mengenali produk baru, menentukan cara produksi baru, menyusun operasi untuk mengadakan produk baru, mengatur permodalan operasinya serta memasarkannya. Sedangkan wirausaha menurut Peter F. Drucker (1959) adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda.
Telah banyak pengusaha yang bisa sukses dengan ketekunan dan ketelatenan yang mereka miliki. Contohnya, Bill Gates yang tidak mempunyai uang, tidak lulus kuliah, bukan anak orang kaya, tapi dia memiliki kemampuan kreatif dan inovatif sehingga mampu membuat Microsoft menjadi perusahaan besar. Dari yang bukan siapa-siapa menjadi orang yang dibutuhkan. Dari yang tidak bisa apa apa menjadi orang yang bisa melakukan banyak hal. Dan dari yang diberi menjadi yang memberi.
Ternyata untuk menjadi seorang pengusaha dibutuhkan sebuah bakat dari diri individu tersebut. Dan ternyata juga setiap orang memiliki bakat untuk berwirausaha. From zero to hero. Pepatah itulah yang tepat untuk mewakili bagaimana kehidupan seorang pengusaha. Mereka memulai usaha mereka dari nol, kemudian dengan karakter diri yang baik, mereka mendapatkan hasil seperti yang mereka inginkan, bahkan dapat menghidupi orang lain. Untuk dapat memulai, mempertahankan, dan mengembangkan usaha yang mereka miliki, para pengusaha dituntut untuk dapat berfikir kreatif dan inovatif terhadap hasil produksi mereka. 

Tahap Kewirausahaan
1)   Tahap memulai : niat dan persiapan untuk melakukan usaha, melihat usaha, melihat peluang usaha baru, memilih jenis usaha yang akan dilakukan.
2)   Tahap melaksanakan : mengelola berbagai aspek yang terkait dengan usahanya yang meliputi bagaimana mengambil resiko dan mengambil keputusan, pemasaran, dan melakukan evaluasi.
3)   Tahap mempertahankan usaha : melakukan analisis perkembangan yang dicapai untuk ditindak lanjuti sesuai dengan kondisi yang dihadapi.
4)   Tahap mengembangkan usaha : jika hasil yang diperoleh mengalami perkembangan, perluasan usaha menjadi salah satu pilihan yang mungkin diambil.
Bercermin pada negara-negara maju didunia, seperti di Negara Swiss yang mampu menanamkan mental wirausaha pada masyarakatnya. Negara Swiss mulai mengembangkan dan memasarkan coklat sebagai makanan ringan. Sehingga coklat yang tadinya hanya sebagai minuman kemudian berkembang menjadi makanan ringan yang dapat mencair di lidah. Swiss juga menjadi terkenal sebagai negara pembuat coklat terbaik padahal Swiss tidak memiliki perkebunan coklat. Disinilah ditemukan konsep kewirausahaan yang telah ditanamkan pada masyarakat Swiss sehingga mampu memunculkan ide-ide kreatif yang kemudian dapat memajukan negara mereka. 
Berbicara tentang wirausaha, erat kaitannya dengan karakter diri. Individu yang memiliki karakter diri yang baik, akan bisa menjadi pelaku usaha yang sukses. Tersimpan makna tersembunyi yang merupakan kepanjangan dari kata kewirausahaan yaitu: Kreatif, Energik, Wawasan luas, Inovatif, Rencana bisnis, Antusias, Ulet, Supel, Agresif, Hemat, Asa, Ambisius, dan Negosiatif. Semua karakter tersebut harus dimiliki oleh pelaku wirausaha.Jika setiap individu sudah memiliki karakter-karakter tersebut, ditambah lagi dengan sikap kedisplinan, kejujuran, keoptimisan dan kerja keras, bukan tidak mungkin kesuksesan akan hadir dalam kehidupan individu itu.
Lalu, bagaimana sistem pembelajaran di sekolah yang telah terlaksana hingga sekarang supaya pelajar tidak hanya menjadi pintar, tetapi juga menjadi pelajar yang mempunyai karakter? Ternyata sistem pembelajaran di sekolah sekarang tidak sepenuhnya dapat mendukung character building yang sekarang sedang gencar –gencarnya dibicarakan.
Contohnya, pelajaran agama dan kewarganegaraan hanya sekedar penjelasan teori saja. Pengamalan yang nyata dalam kehidupan sehari hari masih sangat minim. Buktinya, masih ada saja pelajar yang bersikap tidak jujur, tidak bertanggung jawab terhadap tugasnya dan sebagainya. Kesan ini diperkuat dengan cara penyelenggaraan Ujian Nasional. Hanya ada beberapa mata pelajaran tertentu yang diujikan. Lalu, bagaimana dengan pendidikan karakter? Sayangnya, pendidikan karakter tidak termasuk diantaranya. Padahal, pendidikan karakter merupakan hal yang sangat penting juga, bukan?
Pendidikan karakter memiliki makna lebih tinggi daripada pendidikan moral karena bukan sekedar mengajarkan mana yang benar dan mana yang salah. Lebih dari itu, pendidikan karakter menanamkan kebiasaan tentang yang baik sehingga pelajar menjadi paham, mampu merasakan, dan mau melakukan yang baik.
Pendidikan karakter sangatlah berperan dalam memajukan bangsa Indonesia. Melalui pendidikan karakter, pelajar –yang merupakan generasi penerus bangsa- dapat memiliki sikap kreatif, inovatif, jujur, bertanggung jawab, disiplin, dan sebagainya. Karakter-karakter itulah yang diperlukan agar pelaku wirausaha dapat sukses menjalankan usahanya. Jika setiap pelaku usaha sukses menjalankan usahanya, secara langsung dapat mendukung jalannya ekonomi kreatif di Indonesia.


Ekonomi Kreatif, Apakah itu?
Dalam teorinya, Alvin Toffler (1980) melakukan pembagian gelombang peradaban ekonomi ke dalam tiga gelombang yaitu, gelombang ekonomi pertanian, gelombang ekonomi industri, dan gelombang ekonomi informasi. Kemudian seiring berkembangnya zaman, muncullah sebuah gelombang baru, yaitu ekonomi kreatif sebagai alternatif pembangunan ekonomi guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Ekonomi kreatif merupakan sebuah konsep di era ekonomi baru yang mengintensifkan informasi dan kreativitas dengan mengandalkan ide dan stock of knowledge dari Sumber Daya Manusia (SDM) sebagai faktor produksi ekonomi utama dalam kegiatan ekonominya karena ide merupakan barang ekonomi yang sangat penting. Penemuan ide-ide barulah yang membuat ekonomi tetap tumbuh dan berkembang.
Industri ekonomi kreatif memberikan kontribusi ekonomi yang signifikan terhadap PDB, penciptaan lapangan kerja, peningkatan ekspor, penciptaan iklim bisnis yang positif, membangun citra dan identitas bangsa, berbasis pada sumberdaya yang terbarukan, menciptakan inovasi dan kreativitas yang merupakan keunggulan kompetitif suatu bangsa, dan memberikan dampak sosial yang positif.
Salah satu subsektor ekonomi kreatif adalah desain grafis. Desain grafis dapat berkolaborasi dengan subsektor lainnya seperti subsektor percetakan. Saat ini sebagian pelajar sering merasa bosan dalam belajar, maka dari itu diperlukan sebuah gebrakan baru agar para pelajar dapat lebih bersemangat dalam belajar. “Kutip” singkatan dari Buku Kreatif Pelajar, adalah buku tulis dengan cover berupa tulisan-tulisan lucu khas daerah seperti “Jangan galak besak kelakar”, pantun, “Tek-One” yang merupakan parodi dari “Tv One”, atau bahkan komik singkat dimana tokoh-tokohnya berasal dari Indonesia seperti Gatot Kaca, Unyil, Pak Raden, Srikandi dan sebagainya merupakan suatu ide kreatif yang tidak hanya dapat membangkitkan kembali semangat pelajar, namun juga dapat menanamkan sikap cinta tanah air. Jika peraturan beberapa sekolah mengharuskan pelajar untuk menyampul buku tulis, maka ide ini dapat disiasati dengan membuat desain tersebut dalam bentuk sampul buku. Pembelian buku tulis maupun sampul buku tulis selalu mengalami peningkatan setiap awal tahun ajaran baru, membuktikan bahwa ini merupakan suatu usaha yang sangat menjanjikan bagi pengusaha. Usaha ini juga dapat dilakukan oleh para pelajar itu sendiri dengan mengikuti tahap-tahap wirausaha yang baik. Dengan adanya desain grafis yang menarik, didukung dengan pewarnaan yang baik, maka yakinlah bahwa buku ini akan banyak diminati oleh para pelajar dan laku apabila dijadikan suatu produk usaha.
“Walaupun prioritas utama kita sebagai pelajar adalah belajar, namun tidak ada salahnya pelajar mulai untuk berwirausaha sejak dini. Selain memanfaatkan kreatifitas yang kita miliki dan menyalurkan kegemaran serta bakat, kita juga dapat ikut membantu perekonomian kita sendiri, keluarga, dan negara. Tinggal bagaimana caranya membagi waktu antara belajar dan berwirausaha. Yah bisa dikatakan sambil menyelam minum air. Disinilah diperlukan karakter diri yang baik dalam diri pelajar.”, ujar salah satu pelajar SMA Negeri 6 Palembang, Ketut Yogiswara.
Kreatifitas merupakan salah satu konsep dasar dari ekonomi kreatif. Untuk menciptakan suatu kreativitas diperlukan suatu modal khusus dari manusia yang membuat kreativitas itu sendiri, yaitu otak mereka. Kreativitas dikembangkan melalui otak kanan. Otak kanan bertanggungjawab dalam hal imajinasi, kreativitas, seni, musik, inovasi, daya cipta, intuisi, otak bawah sadar, keikhlasan, kebahagiaan, spirit, keuletan, kejujuran, keindahan dan lain-lain. Sekarang ini, pendidikan di Indonesia hanya menekankan pada pembelajaran otak kiri.
            Banyak praktik pembelajaran di sekolah yang dianggap sebagai creative killer. Menurut Howard Garner, sistem pendidikan yang salah dapat membunuh kreativitas anak-anak sehingga hanya tinggal 10% dari potensinya ketika usia 8 tahun. Ketika salah didik ini berlangsung sampai pada usia 12 tahun, potensi kreativitasnya menurun hingga hanya 2%. Itu berarti, masa-masa anak ketika sekolah tingkat SD merupakan masa-masa untuk mengembangkan potensi kreativitas manusia. Pertumbuhan kreativitas pada otak 95% terjadi pada anak dibawah umur 12 tahun. Maka dari itu, masa-masa inilah harus menjadi titik perhatian utama untuk mengembangkan kreativitas seorang manusia. Jadi, untuk dapat mendukung kemajuan ekonomi kreatif di Indonesia, pertumbuhan dan perkembangan otak kanan dan otak kiri (terutama pada anak dibawah umur 12 tahun) harus dapat diseimbangkan sehingga kelak akan memunculkan insan-insan yang lebih kreatif dan inovatif.
Kegiatan wirausaha dirasa paling tepat untuk mendukung konsep ekonomi kreatif, yaitu ide kreatif sebagai modal utama. Oleh karena pertumbuhan kreativitas pada otak 95% terjadi pada anak dibawah umur 12 tahun, itu berarti kreativitas seharusnya tidak hanya dikembangkan, tetapi juga dituangkan dalam bentuk nyata, salah satunya dengan kegiatan wirausaha.
Jika setiap masyarakat Indonesia telah memiliki karakter diri yang baik, salah satunya dengan berani berpikir kreatif untuk memulai berwirausaha, kemudian usaha yang mereka bangun dapat meraih kesuksesan maka akan dapat mendukung ekonomi kreatif di Indonesia. Dengan majunya sektor ekonomi kreatif di Indonesia, secara tidak langsung dapat membuktikan bahwa masyarakat dalam negara tersebut telah memiliki karakter individu yang baik, karena dapat berfikir kreatif menciptakan sebuah usaha, disiplin, jujur, kerja keras, dan sebagainya. Maka dari itu, akan terciptalah sebuah karakter bangsa. Jadi, terbukti kaitan antara karakter individu untuk menggapai kesuksesan wirausaha dalam sektor ekonomi kreatif dalam membangun karakter bangsa sangatlah erat.
Agar ekonomi kreatif ini tidak hanya menjadi wacana belaka, diperlukan dukungan dari seluruh lapisan masyarakat yang sinergi. Jika hal ini sudah dapat dilakukan, bukan tidak mungkin sektor ekonomi kreatif akan menjadi salah satu sektor andalan di Indonesia. Dream, believe and do it!


DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Zainal. 2008. Jay : Monyet Aja Bisa Cari Duit !. Bekasi:de britz
Suparyanto.2005. Petunjuk Untuk Memulai Berwirausaha. Bandung:Alfabeta

Afien, Liena. 2011. Asal-usul Coklat. (http://www.lienaaifen.com/umum/asal-usul-coklat/, diakses tanggal 13 November 2011)
Festival Ekonomi Kreatif. 2010. (http://feksi.wordpress.com/, diakses tanggal 9 November 2011)
Hermana, Firman. 2009. Tahun Indonesia Kreatif dan Sumber Daya Manusia Berkarakter. (http://ekonomi-kreatif.blogspot.com/, diakses tanggal 13 November 2011)
Indonesia Kreatif. 2010. Definisi Ekonomi Kreatif. (http://www.indonesiakreatif.net/index.php/id/page/read/definisi-ekonomi-kreatif, diakses tanggal 9 November 2011)
Syam, Ade. 2010. Proses Kewirausahaan. (http://adesyams.blogspot.com/2009/06/proses-kewirausahaan.html, diakses tanggal 10 November 2011)

Minggu, 15 Mei 2011

NAFSU HARUS DIKENDALIKAN, BUKAN MENGENDALIKAN

(Oleh : Meri Amalia)
 
Kalo bicara tentang uang di kalangan para remaja, pasti banyak para remaja yang susah buat ngelola keuangannya. Yah biasalah anak muda, sukanya makan-makan, jalan-jalan sama temen, beli ini itu. Lama kelamaan jumlah uang yang kita miliki bukannya bertambah, tapi malah minus alias ngutang. Boro-boro mau nambah, mempertahankan aja susahnya minta ampun. Pasti ada aja alasan buat ngeluarin uang dikantong. Bener gak?
            Terus gimana cara kita agar bisa mengelola uang yang baik biar gak cepet abis ? Caranya mudah. Pertama, harus ada niat sungguh sungguh untuk melakukan perubahan. Belajar agar bisa mengendalikan hawa nafsu. Belajar agar uang ga mudah keluar dari kantong. Ingatlah bahwa kita mempunyai masa depan yang membutuhkan biaya yang tidak sedikit.
            Lalu, buatlah target atau rencana awal. Contohnya, kalo kita dikasih uang Rp.10.000 per hari, kita harus menentukan rencana untuk apa saja uang tersebut kita gunakan pada hari itu, seperti untuk makan hanya Rp. 4000 saja, untuk ongkos pulang pergi sekolah Rp. 4000, lalu Rp. 2000 untuk di tabung. Begitu juga untuk siswa yang dikasih uang jajan per minggu atau per bulan.
            Setelah itu, buat sebuah anggaran dana perhari, perminggu atau perbulan yang di dalamnya ada catatan tentang pemasukan dan pengeluaran kita selama sehari, seminggu, atau sebulan. Terus lihat deh, mana yang kira kira memakan banyak jumlah pengeluaran. Oke, contohnya setelah sebulan anggaran tersebut dibuat, ternyata pengeluaran untuk biaya makan sangatlah besar. Nah, kalo ketemu yang kayak gitu berarti jumlah pengeluaran untuk makan harus ditekan agar mencapai batas standar, kalo bisa batas minimum. Kan makanan bisa kita bawa dari rumah, dengan begitu, uang kita akan lebih hemat. Yakin deh!
            Tidak bisa dipungkiri, kebutuhan kita sebagai remaja tidak hanya sebatas untuk makan dan ongkos saja. Kadang kala kita diterpa dengan tugas yang membutuhkan biaya. Contohnya untuk menjilid, fotokopi, dan sebagainya. Belum lagi tagihan uang kas yang selalu menghantui para siswa seperti kita kita ini. Waaah gak heran deh kalo uang kita selalu habis.
            Eit! Jangan khawatir dulu guys! Dengan pengelolaan uang yang baik dan benar, mudah mudahan uang kita ga bakalan cepet habis dan bisa aja bertambah! Buat yang tabungannya udah lumayan banyak, jangan lupa disedekahkan kepada orang yang membutuhkan. Tapi juga mesti waspada! Setan itu ada dimana mana untuk menghasut kita! Caranya dengan mengendalikan hawa nafsu, jangan hawa nafsu yang mengendalikan diri kita. Jangan kebujuk sama segala apapun yang merayu kita mengeluarkan uang untuk hal yang tidak berguna!
Pengertian “hemat” sama ”pelit” itu beda lho teman teman. Harus pintar pintar membedakan “hemat” sama “pelit”. Hidup hemat memang bagus untuk kita kita, tapi kalo hemat yang berlebihan atau biasa disebut pelit udah ga bagus lagi. Jangan sampe karena hemat yang berlebihan kita jadi dikatain pelit oleh teman teman. Coba deh kalo kita pelit, pasti temen kita ga ada yang suka sama kita karena sifat pelitnya kita itu.
            Mulai sekarang, belajarlah untuk mengelola uang yang baik. Memang ga mudah, semua itu butuh proses. Tapi lama-kelamaan kita akan terbiasa dengan pola hidup dengan keuangan yang teratur. Dengan begitu, hidup kita pun juga akan lebih teratur. Good luck!

Jumat, 04 Maret 2011

ALGA LAUT, POTENSI LAUT YANG TERSEMBUNYI

Oleh : Meri Amalia Utami

Negara kepulauan membuat Indonesia kaya akan hasil laut. Indonesia memiliki garis pantai terpanjang ke empat di dunia setelah Amerika Serikat, Rusia, dan Kanada (2008). Sehingga, di sepanjang garis pantai Indonesia terdapat beranekaragam sumber daya hayati laut. Luas perairan Indonesia yang mencapai dua pertiga dari luas Indonesia memiliki berbagai potensi sumber daya alam laut. Potensi tersebut harus dapat dikelola dan dimanfaatkan secara optimal agar dapat mencapai kesejahteraan masyarakat. Salah satu potensi yang dapat dikembangkan tersebut adalah alga laut.

Namun, sayangnya alga laut di Indonesia belum dikelola dan dimanfaatkan secara optimal dan efektif. Padahal jika dikelola dan dimanfaatkan secara optimal, Indonesia akan dapat memajukan perekonomian negara Indonesia. Hal ini bisa mendukung Indonesia menjadi salah satu negara bahari yang maju.

Laut menjadi salah satu faktor dalam mempertahankan eksestensi wilayah suatu negara "Bahkan barang siapa yang menguasai laut, ia akan menguasai dunia". Mahan mengeluarkan pernyataan tersebut dalam karyanya yang berjudul "The Influence of Sea Power Upon History" (1660-1783), yang terbit untuk pertama kalinya pada tahun 1890 dan telah mengalami cetakan ulang.

Alga merupakan protista mirip tumbuhan yang tidak memiliki organ dengan perbedaan fungsi yang nyata. Didalam sel alga terdapat berbagai plastida, yaitu organel sel yang mengandung zat warna (pigmen). Plastida yang terdapat pada alga terutama adalah kloroplas

Alga berbeda dengan rumput laut. Secara botani, yang dimaksud sebagai rumput laut adalah lamun, sekelompok tumbuhan sejati anggota kelompok monokotil yang telah beradaptasi dengan air laut, bahkan tergantung pada lingkungan ini. Lamun kurang berarti secara ekonomi bagi manusia, tetapi padang lamuntropika menjadi tempat hidup yang disukai berbagai penghuni perairan laut dangkal di daerah (http://id.wikipedia.org/wiki/Gulma_laut)

ALGA SEBAGAI POTENSI LAUT BERHARGA
Alga merupakan sumber daya laut di Indonesia yang dapat menumbuhkan perekonomian Indonesia. Alga dapat dijadikan ikon bagi negara Indonesia sebagaimana padi dalam bidang pertanian. Jika dibandingkan dengan tanaman jarak, produktivitas alga jauh lebih unggul. Alga berpotensi menghasilkan biodiesel. Dapat menjadi bahan pangan, pakan ternak, biomassa yang langsung bisa dibakar, untuk industri farmasi, plastik, metanol, guna mengatasi pencemaran lingkungan.

Salah satu hasil olahan dari alga hijau adalah spirulina. Spirulina adalah sumber nutrisi 100% alami dan merupakan makanan yang bersifat alkali. Spirulina memiliki kandungan 60-70 % protein, 20-25% karbohidrat, 3-5% lemak, 5-8 % mineral dan vitamin, 2-5 % air, dan pigmen.  

MANFAAT-MANFAAT ALGA LAUT 
a)      Dapat dijadikan karagenan, hasil ekstrasi alga merah. Untuk penyamak kulit, bahan pembuat krem, dan obat pencuci rambut.
b)      Menghasilkan bahan serupa gelatin (agar-agar). Sebagai medium biakan bakteri dan fase padat pada elektroforesisi gel, atau makanan penutup.
c)      Sebagai industri makanan atau farmasi, asam alginate. Untuk pembentukan eskrim, pembentukan pil, salep, pembersih gigi, lotion dan krim. Kandungan nitrogen dan kaliumnya cukup tinggi
d)       Sebagai sumber makanan alternatif, misalnya Spirulina sp.
e)       Antikanker, antioksidan, mencegah kardiovaskular, makanan diet
f)        Pengolahan tekstil, pabrik farmasi, semir sepatu, dan pabrik cat
g)       Sebagai Penghasil Bioetanol dan Biodesel
h)       Sebagai bahan untuk pupuk tanaman dan bahan baku kosmetika
i)        Obat tradisional untuk batuk, asma, bronkhitis, TBC, cacingan, sakit perut, demam, rematik. Meningkatkan daya seksual. Mencegah penyakit gondok.
j)        Semua alga kaya kandungan serat yang dapat mencegah kanker usus besar 
k)       Kaya akan nutrisi esensial, seperti enzim, asam nukleat, asam amino, mineral, trace elements, dan vitamin.
l)        Mampu meningkatkan sistem kerja hormonal, limfatik, dan saraf. Meningkatkan fungsi pertahanan tubuh, memperbaiki sistem kerja jantung, peredaran darah, sistem pencernaan.

PERLUNYA PERHATIAN PENUH PEMERINTAH UNTUK KEMAJUAN SEKTOR KELAUTAN
         Pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah selama ini hanya terfokus pada wilayah daratan saja dan belum memperhatikan laut sebagai bagian utama dari negara Indonesia. Oleh sebab itulah, banyak sumber daya alam laut yang terlantar dan dicuri oleh negara-negara lain.

          Produksi alga di Provinsi Sulawesi Selatan sudah mengalami kemajuan. Sulawesi Selatan telah menjalin kerja sama dengan negara Malaysia dalam hal jual beli dan budidaya alga. 

           Pengeksporan alga seharusnya tidak sebagai bahan baku, melainkan sebagai produk olahan. Tahun 2010, pemerintah membatasi pengeksporan alga laut dalam bentuk bahan baku. Kebijakan tersebut secara tidak langsung sudah mendukung pembangunan industri alga laut dalam negeri. 

RENDAHNYA TEKNOLOGI YANG DIMILIKI INDONESIA
         Teknologi yang digunakan nelayan Indonesia untuk menangkap hasil laut masih tertinggal dibanding dengan  negara lainnya. Salah satu faktor penghambat kelancaran proses akselerasi ekonomi pada sektor kelautan yang berpengaruh adalah sedikitnya nelayan yang telah tersentuh modernitas dalam teknik penangkapan ikan (Bustanul M, 2002).  

MINIMNYA SUMBER DAYA MANUSIA YANG BERKUALITAS 
Sumber daya manusia yang kurang berkualitas berawal dari tingkat pendidikan yang rendah. Untuk itu, pendidikan merupakan salah satu faktor yang paling penting untuk kemajuan sektor kelautan.


KESIMPULAN
1)   Alga laut merupakan potensi laut yang sangat tinggi nilainya. Alga laut dapat membawa negara Indonesia menjadi salah satu negara maju di dunia.
2)   Perhatian pemerintah terhadap potensi kelautan Indonesia masih sangat sedikit dan hanya terfokus pada satu daerah saja.
3)   Penggunaan lahan pengembangan alga laut belum masksimal, maka dari itu diperlukan sosialisasi lebih lanjut.
4)   Ekspor alga laut dalam bentuk bahan olahan atau bahan jadi lebih menguntungkan dibanding ekspor alga laut dalam bentuk bahan baku.
5)   Minimnya sumber daya manusia yang kurang berkualitas menjadi salah satu faktor penghambat kemajuan kelautan Indonesia.
6) Pengelolaan alga laut dapat membuka lapangan pekerjaan sehingga dapat meminimalisir tingkat pengangguran di Indonesia

( Diringkas dari Karya Tulis "PEMANFAATAN ALGA LAUT SEBAGAI POTENSI KELAUTAN UNTUK MENUNJANG PEREKONOMIAN INDONESIA" disusun oleh Meri Amalia Utami dari SMA Negeri 6 Palembang yang diikutsertakan dalam Lomba Karya Tulis Tingkat Pelajar Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Sumatera Selatan. Keterangan : Juara 2 )



Sabtu, 28 Agustus 2010

Pandangan Pelajar dalam Upaya Pelestarian Peninggalan Bersejarah di Provinsi Sumatera Selatan

BAB I
PENDAHULUAN


1.1 Latar Belakang
Wilayah Provinsi Sumatera Selatan merupakan pusat kerajaan Sriwijaya yang dikenal sebagai salah satu kerajaan nasional (terbesar) di Nusantara. Dengan demikian, di Provinsi Sumatera Selatan sangatlah banyak menyimpan peninggalan bersejarah. Karena itulah, kita dituntut untuk dapat melestarikan peninggalan tersebut agar tetap terpelihara dan dapat diketahui oleh generasi selanjutnya.
Namun kenyataannya pada saat ini peninggalan bersejarah di Provinsi Sumatera Selatan kurang dijaga dan dirawat serta dikenal oleh masyarakat. Maka dari itu diperlukan sosialisasi untuk pengenalan peninggalan-peninggalan bersejarah tersebut terutama pada pelajar yang akan menjadi penerus bangsa kita serta kepedulian pada masyarakat untuk melestarikannya.
Untuk dapat melestarikan peninggalan-peninggalan tersebut diperlukan kerjasama antara pemerintah, pakar, budayawan serta masyarakat.